STRATEGY OF INFORMATION INTEGRATION (SII)

December 3, 2010 frisellamariana

Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Strategy Of Information Integration jika diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi Strategi dari Integrasi Informasi. Sebenarnya pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari sistem Informasi Manajemen. Berikut penjelasan mengenai SII.

Jika diartikan secara satu persatu, Strategi merupakan suatu cara pendekatan secara menyeluruh mengenai pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Atau dapat juga diartikan dengan sebuah rencana yang luas dan lengkap yang mengintegrasikan segala sumber daya dan kemampuan yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan ataupun menyisihkan lawan.

Sedangkan integrasi merupakan pembauran hingga menjadi kesatuan yg utuh atau bulat. Dan informasi adalah pemberitahuan atau kabar atau berita tentang sesuatu.

Jadi Strategi dari Integrasi Informasi merupakan sebuah rencana secara menyeluruh melingkupi pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah kegiatan dengan menintegrasikan atau menyatukan segala sumber daya dan kemampuan dari dua ataupun lebih perusahaan bahkan organisasi (merger) demi meraih keunggulan kompetitif.

Enam Tahap Pelaksanaan Integrasi dari Strategy of Integration Information

1. Eksploitasi Kapabilitas Lokal

Pada tahap pertama ini, dilakukan pengembangan secara maksimal terhadap kapabilitas atau kemampuan dari sistem informasi yang dimiliki oleh masing-masing organisasi. Tujuan dari tahap eksploitasi kapabilitas lokal ini adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal dari kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan, baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya.

2. Lakukan Integrasi Tak Tampak

Pada tahap kedua ini, maksud dari melakukan integrasi yang tak tampak yaitu membangun kepercayaan dan kesadaran akan perlunya kerjasama untuk memecahkan solusi. Secara vertikal didalm sebuah perusahaan atau organisasi, masing-masing sistem informasi tetap melayani setiap organisasi terkait, sementara secara horisontal telah dilakukan proses integrasi melalui penambahan komponen-komponen baru hasil diskusi beragam organisasi yang terlibat (misalnya: interface, middleware, application integration system, database clearing house, dsb.).

3. Kehendak Berbagi Pakai

Pada tahap ketiga ini, dilakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum dari solusi yang telah diambil dari tahap kedua yaitu yang berkaitan dengan pemanfaatan beraneka ragam sumber daya organisasi.

4. Redesain Arsitektur Proses

Pada tahap keempat ini, akan dilakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap rancangan desain yang lama kemudian mendesain arsitektur atau rancangan proses yang baru dengan mengacu kepada BPR (Business Process Reengineering) sejumlah usaha untuk melakukan eliminasi, simplifikasi, integrasi, dan otomatisasi proses. Dalam proses ini juga harus diperhatikan kebutuhan dari target solusi dari redesign yaitu publik (pelanggan).

5. Optimalkan Infrastruktur

Pada tahap kelima ini, dilakukan penyesuaian infrastruktur organisasi yang ada dengan rancangan beraneka ragam proses yang baru yang dihasilkan dari tahapan sebelumnya. Selain itu juga mengoptimalisasikan sistem informasi dan menghasilkan sebuah sistem dengan komponen-komponen lengkapnya seperti: perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, sumber daya manusia, sistem database terpadu. Dengan demikian sistem informasi yang terpadu dapat bekerja secara efektif untuk melayani kepentingan organisasi secara vertikal maupun horizontal.

6. Transformasi Organisasi

Pada tahap terakhir ini, akan dilakukan transformasi organisasi yaitu menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun. Maksudnya yaitu Transformasi dari organisasi berbasis struktur dan fungsi menjadi organisasi berbasis proses, Transformasi dari organisasi berbasis sumber daya fisik menjadi organisasi berbasis pengetahuan, Transformasi dari organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan internal menjadi organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan eksternal, Transformasi dari organisasi berbasis rantai nilai fisik menjadi organisasi berbasi rantai nilai virtual.

Contoh dari Strategy of Integration Information

Salah satu contoh dari SII adalah dengan melakukan merger atau akuisisi. Mengutip dari “ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/contoh-perusahaan-yang-sudah-di-merger/ ” mengenai perusahaan yang melakukan merger atau penggabungan dua perusahaan demi mendapatkan hasil yang lebih baik, dapat di ambil contoh yaitu PT. Bank CIMB Niaga merupakan gabungan dari  Bank Niaga dan juga Lippo Bank.

Salah satu strategi yang lebih spesifik yang dapat dilakukan adalah melalui penggabungan usaha. Penggabungan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entity ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Merger dan akuisisi merupakan suatu cara pengembangan dan pertumbuhan perusahaan.

Contoh yang paling kuat saat ini adalah dorongan dari Bank Indonesia melalui kebijakan single presence agar bank-bank nasional melakukan merger agar menjadi lebih efisien, lebih kokoh dalam permodalan sehingga memiliki daya saing yang kuat secara internasional. Dorongan yang sama pun berlaku di perusahaan-perusahaan sekuritas, asuransi dan lainnya dengan sasaran akhir yang sama pula. Merger di Indonesia secara umum diatur dalam Undang-undang No.1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 27/1998 mengenai Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 28/1999 mengenai Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank dan peraturan-peraturan lain yang terkait. Untuk perusahaan Terbuka, merger diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.G.1 mengenai Penggabungan dan Peleburan Usaha Perusahaan Public atau Emiten.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi yang diambil adalah dengan melakukan merger atau akuisisi. Dengan demikian dengan melakukan merger perusahaan – perusahaan kecil dapat mengembangkan perusahaan menjadi lebih efisien dan juga lebih kokoh dalam permodalan sehingga memiliki daya saing yang kuat secara internasional.

Pengertian Dan Pemahaman Tentang Merger

Menurut id.wikipedia.org pengertian Merger adalah proses difusi dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut. Atau dapat diartikan sebagai penggabungan dua atau lebih perusahaan di bawah satu pemilikan.

Merger tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu:

  • Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.
  • Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.
  • Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.

Motivasi Merger

Mengutip dari Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong bank untuk melakukan merger, antara lain:

  • Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat,
  • Guna meningkatkan pangsa pasar,
  • Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik,
  • Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik.

Syarat Merger

Mengutip dari Hazel J.Johnson (1995) yang menyatakan, bahwa prasyarat yang harus dianalisis terlebih dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah:
1. Kondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau karena collapse.

2. Kecukupan modal.

3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.

4. Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Bank tersebut.

 

Lain halnya dengan Brigham dan Ehhardt (2005) yang mengatakan bahwa alasan yang paling utama melakukan merger adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan karena adanya sinergi yang timbul dari lima sumber, yaitu : 1) operating economies; 2) financial economies; 3) tax effect; 4) differential efficiency.

Salah satu hal yang penting yang menjadi syarat dari keberhasilan merger adalah integrasi Informasi Teknologi (IIT). Berbicara mengenai hal tersebut tentu saja berhubungan dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan yang melakukan merger. Jika tidak ada perencanaan yang matang mengenai IIT maka perusahan yang melakukan merger tersebut akan menggagu proses kerja dan perluasan bisnis. Berdampak juga terhadap penghapusan investasi IT untuk memperhitungkan biaya dalam merger tersebut.

Untuk itu perlu strategi dan pendekatan di dalam melakukan integrasi IT. Mengutip penelitian  Jun Zhao (2006) yang diambil dari berbagai sumber, ada empat jenis pendekatan integrasi IT, yaitu :

  • Absorption, menggunakan informasi teknologi perusahaan yang paling dominan dan menghentikan penggunaan informasi teknologi perusahaan yang lain setelah proses merger;
  • Best of Breed, memilih informasi teknologi yang terbaik dari dua perusahaan merger;
  • Transformation, menggunakan informasi teknologi yang sama sekali baru;
  • Co-existence, masing-masing tetap menggunakan informasi teknologinya dan ter-integrasi dengan menggunakan interfacing.

Atau mengutip tulisan Eko Indradjit (2000), integrasi IT untuk merger bank, menyederhanakannnya menjadi tiga pilihan skenario dalam proses merger teknologi informasi antar dua bank atau lebih, yaitu :

  • implementasi sistem baru;
  • Best of Breed;
  • Interfacing.

“Inti dari tulisan diatas mengenai Strategy of Integration Information dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu strategi yang diambil perusahaan dalam menggembangkan perusahan yaitu dengan melakukan merger secara spesifik penggabungan usaha. Dimana dalam melakukan merger sebelumnya harus diperhatikan hal-hal seperti kondisi dari keuangan, kecukupan modal, manajemen didalam organisasi tersebut, bahkan manfaat dari merger. Keberhasilan merger juga tidak luput dari integrasi informasi teknologi. Dalam integrasi informasi teknologi harus direncanakan dengan baik jika tidak akan menggangu proses kerja dan perluasan bisnis dalam merger. “

 

Sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Technology_strategy

http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-mutia.pdf

http://www.gudono.com/apps/forums/topics/show/2959566-merger-dan-strategi-integrasi-it

http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/08/makalah-tentang-merger-perusahaan.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/contoh-perusahaan-yang-sudah-di-merger/

http://www.docstoc.com/docs/37143778/EVOLUSI-STRATEGI-INTEGRASI-SISTEM-INFORMASI-RAGAM

http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/Page02/P02h.pdf

Entry Filed under: SOFTSKILL (4IA13)

Leave a comment

Trackback this post  |  Subscribe to comments via RSS Feed

Pages

SEARCH

CALENDAR

December 2010
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

CATEGORIES

TWITTER